Pages

Rabu, 04 Mei 2011

Titik nya Aku Bersama Sang Koma


                     
Bukan tanpa sebab, kenapa lantas aku lari dan bersembunyi di sini, jujur saja, (maaf, jangan di artikan bershudzon ria), belakangan ini aku merasa kreatifitasku terbelenggu oleh sesuatu yang tidak kumengerti, naluri narsisku kadang mengebu, berharap sangat, agar seluruh pengeksploran diri ini, bisa seketika terdorong, melesat, muncul kepermukaan, meski sadar,  hal ini jauh dari mungkin, terkecuali ada Ridha Allah didalamnya,  yang sering kusebut-sebut sebagai `Anugrah Indah` dari sang Penyelamat.

Aku bukan Penulis, tapi sukaaaa sekali  M e n u l I s ……….

Berkali-kali aku menyakinkan diri, menulis yaa menulis saja, apapun yang ada dibenak, yaa tulis saja, tanpa beban, mengalir begitu saja. Senior-seniorku malah bilang  : “Ungkap semua secara perlahan, urai benang, dan sambungkan” , jangan perdulikan `keberatan` karena kita sedang berusaha `mensyiar`, semua ungkapan pasti mengundang komentar.

Terserah……!, sekarang aku ingin menulis ….dan tolong yaaa, jangan tersinggung, aku mau bicara tentang  T I t I k, tanpa koma.

Titik itu kaku, meski hanya satu tapi angkuh dan sombong, kubilang kaku dan sombong, karena malas meneruskan lagi kalimat, seolah-olah stop berhenti sampai di situ, 
di …… T I t I k ..!

Terus terang aku bertemu Titik, pada inbokan terakhir denganmu, dan kamu bilang disana, “Sudah yaa, kita jangan lagi inbokan dan lain-lain, Titik”, lama aku termenung tersandung `Titik`

Beberapa saat kemudian, sang Titik di mataku tiba-tiba saja, seperti berbalik dan berkeinginan balas mentitik, karena memang urusan kita telah selesai, stop berhenti bagai sebuah Titik tanpa koma.

Titik lantas mengubah diri menjadi monster kecil dan merasuk kedalam mouse disebelah kananku, kemudian dengan kekuatan penuh, sang Titik mencoba mentitik sebuah nama, dan itu namamu..!, mouse ditangan kananku `meragu`, “Boss, yang bener, ente tegaaaa ..? diapus namanye, ntar kagak keliatan idungnye”

“Titiiiiiiiiiiik…..” kataku pada mouse jelek disebelahku
“Males akh ..”
“Yeh … kamu mulai membangkang yaa ..?”

Sang Titik ditanganku, terdiam, membiarkan mataku melotot liar pada sebuah gambar lucu dan menggemaskan, sang Titik benar, titik ditanganku masih punya hati, setidaknya si Titik masih mempunyai koma, untuk meneruskan kalimat yang entah seperti apa bentuknya, yang jelas Koma dimataku adalah sebuah harapan, Koma yang terkesan kecil tak segagah Titik, Koma yang senantiasa menjadikanku penuh dengan segala harapan. Bahwa andai kita mau, dan menerima (Ridha), meski terkondisi `kecil dan tak berarti`, Koma dan sang Titik, yang ada ditanganku akan kujadikan sesuatu yang lebih berarti, luwes dan tak lagi kaku..tapi mengalir begitu saja … apa adanya…

Aku memang bukan penulis, aku hanya sukaaaaaa sekali menulis, dan aku lega, sudah menulis tentang Titik. (Titik …!)

Selesai, Titik.


Damia B Gatimurni


0 komentar:

Posting Komentar